Minggu, 24 Maret 2013

keasaman turunan asam karboksilat



Faktor-faktor yang dapat meningkatkan kestabilan anion berarti akan menaikkan keasaman, dan faktor-faktor yang mengurangi kestabilan anion akan menyebabkan penurunan keasaman suatu asam karboksilat. Menurut teori asam-basa Bronsted Lowry, bila suatu asam karboksilat bersifat asam kuat, maka basa konjugasinya bersifat basa lemah, sebaliknya bila suatu asam karboksilat bersifat asam lemah, maka basa konjugasinya bersifat basa kuat.
Reaktivitas dan keasaman turunan asam karboksilat ditentukan oleh kebasaan gugus perginya. Basa yang lemah bersifat lebih elektronegatif, selain itu kecil kemungkinannya menyumbangkan elektronnya pada karbon karbonil lewat efek resonansi. Ion halida adalah basa sangat lemah karena asam konjugasinya adalah asam kuat. Oleh karena itu, asil halida lebih reaktif dan juga bersifat asam kuat dibandingkan turunan asam karboksilat lainnya.


Dari Gambar di atas dapat terlihat bahwa dari asil halida sampai amida keasaman suatu turunan asam karboksilat semakin lemah. Subtituen yang mempunyai elektronegativitas besar yang terikat pada atom karbon yang berdampingan dengan gugus karboksil akan memperbesar keasaman senyawa
Asil halida merupakan asam kuat, itu terlihat dari subtituen yang mengikat gugus asil adalah Cl, Cl merupakan basa konjugasi bersifat basa lemah (lebih elektronegatif). Dapat terlihat bahwa dari asil halida, anhidrida asam, ester, as.karboksilat sampai ke amida sifat keasamannya pun menjadi turun karena subtituen yang mengikat gugus asil sifat nya dari basa lemah menjadi basa kuat. Contohnya amida merupakan basa kuat dan dapat menyumbangkan elektronnya pada karbon karbonil lewat efek resonansi sehingga dalam turunan asam karboksilat amida memiliki sifat asam lemah.
Nilai pKa asam konjugasi dari gugus pergi berbagai senyawa karbonil tercantum pada Tabel berikut. Semakin rendah nilai pKa, berarti semakin asam dan makin lemah basa konjugasinya.
Tabel 1. Nilai pKa asam konjugasi dari leaving group senyawa karbonil

Sabtu, 16 Maret 2013

AMIDA



AMIDA
Amida adalah sebuah turunan dari asam karboksilat dengan RCONH2 sebagai rumus umum, di mana R adalah hidrogen atau alkil atau aril radikal. Amida dibagi menjadi beberapa sub kelas,tergantung pada jumlah substituen pada nitrogen. Yang sederhana atau primer, yaitu amida dibentuk oleh penggantian gugus hidroksil karboksilat oleh gugus amino, NH2. Senyawa ini diberi nama dengan menjatuhkan asam "-ic" atau "-OKI" dari nama asam karboksilat asal dan menggantinya dengan akhiran "amida". Dalam amida sekunder dan tersier, salah satu atau kedua hidrogen digantikan dengan kelompok lainnya. Keberadaan kelompok tersebut ditunjuk oleh awalan N (untuk nitrogen).
Dalam kimia, suatu amida biasanya adalah senyawa organik yang mengandung gugus fungsional yang terdiri dari gugus asil (RC = O) terkait dengan atom nitrogen (N). Istilah ini mengacu baik untuk kelas senyawa dan kelompok fungsional dalam suatu senyawa. Istilah ini juga merujuk amida untuk membentuk terdeprotonasi amonia (NH3) atau amina, sering direpresentasikan sebagai R2N-anion.

STRUKTUR DAN IKATAN
Amida paling sederhana adalah turunan dari amonia dimana satu atom hidrogen telahdigantikan oleh gugus asil. Pada umumnya amida direpresentasikan sebagai RC (O) NH2.Amida dapat berasal dari amina primer (R'NH2) dengan rumus RC (O) NHR '. Amida juga umumnya berasal dari amina sekunder (R'RNH) dengan rumus RC (O) NR'R. Amida biasanya dianggap sebagai turunan dari asam karboksilat di mana gugus hidroksil telah digantikan oleh amina atau amonia.


                                                                   Terdelokalisasinya pasangan elektron amida



TITIK LELEH
Metanamida adalah cairan pada suhu kamar (titik lebur : 3°C), tetapi amida lainnya dalam padatan. Sebagai contoh bentuk kristal etanamida deliquescent berwarna dengan titik leleh 82°C. Zat deliquescent adalah salah satu senyawa yang mengambil H2O dari atmosfer. Kristal etanamida hampir selalu tampak basah. Titik leleh amida tergolong tinggi untuk ukuran molekul karena mereka dapat membentuk ikatan hidrogen. Atom hidrogen dalam gugus NH2 cukup positif untuk membentuk ikatan hidrogen dengan pasangan elektron mandiri padaatom oksigen dari molekul lain.



PEMBUATAN AMIDA
 a.Dari asam karboksilat
Asam karboksilat diubah terlebih dahulu menjadi sebuah garam amonium yang kemudian menghasilkan amida pada pemanasan. Garam amonium dibentuk dengan menambahkan amonium karbonat padat kepada suatu kelebihan asam. Sebagai contoh, amonium etanoat dibuat dengan menambahkan amonium karbonat ke kelebihan asam etanoat.


Ketika reaksi selesai campuran dipanaskan dan terjadi dehidrasi garam ammonium memproduksi ethanamide.



b. Dari asil klorida
Asil klorida (juga dikenal sebagai asam klorida) memiliki rumus umum RCOCl. Atomklorin sangat mudah diganti dengan
Subtituents lain. Misalnya mudah digantikan oleh sebuahkelompok -NH2 untuk membuat suatu amida.Untuk membuat ethanamide dari klorida ethanoyl, biasanya kita menambahkan ethanoyl klorida ke dalam sebuah larutan yang terdiri dari amonia dalam air. Ada beberapa reaksi yangsangat keras yang menghasilkan banyak asap putih (seperti campuran amonium klorida padatdan
ethanamide). Beberapa campuran tetap dilarutkan dalam air sebagai larutan tidak berwarna.Kita dapat menganggap reaksi yang terjadi dalam dua tahap. Pada tahap pertama, amoniabereaksi dengan klorida ethanoyl untuk menghasilkan ethanamide dan gas hidrogen klorida

Kemudian hidrogen klorida yang dihasilkan bereaksi dengan amonia berlebih untuk menghasilkan amonium klorida.

Hasilnya kita dapat menggabungkan kedua reaksi ini bersama-sama untuk memberikan satupersamaan sebagai berikut.