Faktor-faktor
yang dapat meningkatkan kestabilan anion berarti akan menaikkan keasaman, dan
faktor-faktor yang mengurangi kestabilan anion akan menyebabkan penurunan
keasaman suatu asam karboksilat. Menurut teori asam-basa Bronsted Lowry, bila
suatu asam karboksilat bersifat asam kuat, maka basa konjugasinya bersifat basa
lemah, sebaliknya bila suatu asam karboksilat bersifat asam lemah, maka basa konjugasinya
bersifat basa kuat.
Reaktivitas dan keasaman turunan asam karboksilat
ditentukan oleh kebasaan gugus perginya. Basa yang lemah bersifat lebih
elektronegatif, selain itu kecil kemungkinannya menyumbangkan elektronnya pada
karbon karbonil lewat efek resonansi. Ion halida adalah basa sangat lemah
karena asam konjugasinya adalah asam kuat. Oleh karena itu, asil halida lebih
reaktif dan juga bersifat asam kuat dibandingkan turunan asam karboksilat
lainnya.
Dari
Gambar di atas dapat terlihat bahwa dari asil halida sampai amida keasaman
suatu turunan asam karboksilat semakin lemah. Subtituen yang mempunyai elektronegativitas besar yang terikat pada atom karbon yang berdampingan
dengan gugus karboksil akan
memperbesar keasaman senyawa
Asil
halida merupakan asam kuat, itu terlihat dari subtituen yang mengikat gugus
asil adalah Cl, Cl merupakan basa konjugasi bersifat basa lemah (lebih
elektronegatif). Dapat terlihat bahwa dari asil halida, anhidrida asam, ester,
as.karboksilat sampai ke amida sifat keasamannya pun menjadi turun karena
subtituen yang mengikat gugus asil sifat nya dari basa lemah menjadi basa kuat.
Contohnya amida merupakan basa kuat dan dapat menyumbangkan elektronnya pada
karbon karbonil lewat efek resonansi sehingga dalam turunan asam karboksilat
amida memiliki sifat asam lemah.
Nilai
pKa asam konjugasi dari gugus pergi berbagai senyawa karbonil tercantum pada
Tabel berikut. Semakin rendah nilai pKa, berarti semakin asam dan makin lemah
basa konjugasinya.
Tabel
1. Nilai pKa asam konjugasi dari leaving group senyawa karbonil